Bagi para
penggemar anime, sosok Uzumaki Naruto pasti sudah tak asing lagi.
Kontroversi film anime memang tidak akan pernah ada habisnya, terutama
sajian tontonan untuk anak-anak. Oleh karena itu, pendampingan orang tua
sangat dibutuhkan. Entah itu untuk mensensor adegan action maupun
sisipan adegan romantis yang belum layak ditonton anak-anak. Ingat,
tidak semua anime (kartun) layak ditonton anak-anak. Jangan asal kartun,
lantas kita menjadi tenang.
- kodomo (子供) adalah kategori manga khusus yang ditujukan untuk anak anak
- shōnen (少年) adalah kategori manga yang khusus ditujukan untuk remaja laki laki
- Shojo (少女) adalah kategori manga yang khusus ditujukan untuk remaja perempuan
- seinen (青年) adalah kategori manga yang khusus ditujukan untuk pria dewasa
- josei (女性) adalah kategori manga yang khusus ditijukan untuk wanita dewasa
Nah, Naruto sendiri, masuk dalam kategori shōnen,
yaitu untuk anak umur 13 tahun ke atas. Tetapi, di Indonesia sendiri,
justru banyak ditonton oleh anak-anak di bawah umur 13 tahun. Oleh
karena itu, penting dilakukan pendampingan oleh orang tua atau orang
dewasa di sekitarnya.
Mengenal Sosok Naruto
Anime Naruto adalah film animasi bergenre action, fighting yang
bercerita tentang perjalanan tokoh utamanya yang bernama Naruto
Uzumaki, seorang ninja remaja yang hiperaktif, konyol, dan ambisius.
Dalam perjalanannya, Naruto banyak bertarung dengan ninja-ninja lain.
Nah, disinilah banyak adegan kekerasan, seperti adegan membunuh,
pertumpahan darah, dan tidak jarang kata-kata kasar terlontar. Tentu,
hal ini bukan konsumsi yang tepat untuk anak-anak.
Apakah
teman-teman pernah melihat berita bahwa seorang adik meninggal atau
cidera karena perang-perangan dengan kakaknya? Yup! Itu real terjadi
di Indonesia.
Setelah diusut, ternyata karena anak mempraktekkan adegan yang sering mereka tonton seperti gulat, tinju, bahkan terpengaruh film kartun! Karena di setiap acara tersebut, tidak terlihat cidera yang sesungguhnya. Tiba-tiba bisa sembuh seketika. Itulah imajinasi anak-anak bahwa semua akan biasa saja.
Setelah diusut, ternyata karena anak mempraktekkan adegan yang sering mereka tonton seperti gulat, tinju, bahkan terpengaruh film kartun! Karena di setiap acara tersebut, tidak terlihat cidera yang sesungguhnya. Tiba-tiba bisa sembuh seketika. Itulah imajinasi anak-anak bahwa semua akan biasa saja.
Dampingi Anak atau Adik Anda!
Mendampingi anak dalam menonton anime Naruto wajib hukumnya! Karena
selain adegan kekerasan, adegan yang tak kalah vulgar seperti
mabuk-mabukan dan main perempuan pun kerap muncul di segmen film ini.
Namun, selain sisi negatif, film Naruto ini juga memiliki sisi positif
seperti bekerja keras, sungguh-sungguh dalam meraih cita-citanya sebagai
Hokage (Ninja) terhebat, dan sikap pantang menyerah. Naruto juga
memiliki jiwa kesetia-kawanan yang tinggi dan sikap tanggung jawab yang
besar dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Akan tetapi, bukan berarti
kita bebas membiarkan anak atau adik kita nonton. Pendampingan saat
menonton dan memilah sesuai umurnya akan lebih bijak.
Oleh karena itu, kita sebagai orang tua atau orang dewasa di sekitar
anak, sebaiknya bijak dalam mengelola saluran televisi. Bukan karena
acara sedang tren lantas kita dengan mudah membiarkan anak menonton.
Alihkan ke film yang lain atau kegiatan positif lainnya.
Sumber: Dzakiron
0 komentar:
Posting Komentar