Noer Indah Raih Doktor Pendidikan Olahraga

Jumat, 12 Agustus 2011

Noer Indah Raih Doktor Pendidikan Olahraga

Kepala SMP 1 Mranggen Demak Dra Noer Indah Aprianti MPd, baru-baru ini dikukuhkan sebagai Doktor Pendidikan Olahraga. Ia dikukuhkan sebagai doktor setelah menyelesaikan ujian disertasi tahap II (terbuka) Program Doktor Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana Unnes.

Noer juga tercatat sebagai alumnus doktor ke-86 di Program Pascasarjana (PPS) atau ke-16 pada Program Pendidikan Olahraga, dan sekaligus wanita pertama lulusan PPS Pendidikan Olahraga Unnes.

Dalam desertasinya, dia mengangkat judul ‘’Pengaruh Model Pembelajaran Penjasorkes, Kompetensi Guru dan Kualifikasi Sekolah terhadap Pengetahuan Kesehatan Siswa di SMP Negeri Se-Kabupaten Demak’’.

Noer meneliti delapan sekolah yang dibedakan atas model integrasi dengan konvensional. Kemudian kompetensi guru profesional dengan kompetensi guru pedagogik, serta kualifikasi sekolah standar nasional dengan sekolah potensial terhadap pengetahuan kesehatan siswa.

Uji Empiris

Ternyata setelah diuji tiga bulan, model konvensional dan kompetensi guru pedagogik serta Sekolah Standar Nasional (SSN) lebih baik. ‘’Ini uji empiris yang tidak bisa kita lihat hanya dengan dugaan,’’ kata Noer.

Dalam ujian yang diketuai promotor Prof Dr Husein Argasasmita MA, Prof Dr Tandiyo Rahayu MPd (kopromotor), dan Dr Khomsin MPd (anggota promotor), promovendus memberi argumen bahwa pembelajaran konvensional dan kompetensi guru pedagogik lebih baik dikarenakan objek dan subjek.

Objek dimaksud adalah sekolah, sedangkan subjek adalah guru dan siswa.

Wanita kelahiran Semarang, 26 April 1960 ini, dikukuhkan dengan nilai sangat memuaskan (IPK 3,66).

Menurut Noer, pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan mata pelajaran yang strategis dalam mengembangkan pendidikan kesehatan di sekolah.

‘’Dengan berlatar belakang inilah maka saya meneliti kemampuan pengetahuan kesehatan siswa SMP di Kabupaten Demak. Di mana, saya melihat kekurangan guru Penjas mengantarkan materi terkait dengan pendidikan kesehatan.’’

Sumber: Suara Merdeka