Rabu, 13 Juli 2011

REVITALISASI GERAKAN PRAMUKA PANINGGARAN MENUJU KWARRAN MANDIRI, DINAMIS, DAN PROFESIONAL

(Sebuah catatan kecil menjelang Musran Gerakan Pramuka Kwarran Paninggaran 2011)

Oleh : Dzakiron
Sekretaris Bidang Administrasi dan Registrasi
Gerakan Pramuka Kwarran Paninggaran Kabupaten Pekalongan


Pada Hari Sabtu, 5 Maret 2011, saya berkesempatan menghadiri Latihan Gabungan (Latgab) Gudep SMP/MTs se-Kecamatan Paninggaran di Gudep SMP Satu Atap Notogiwang. Mewakili Ketua Kwarran, Pak Wachyudi, saya didaulat menyampaikan materi pembinan dalam Latgab yang berlangsung tanggal 4-6 Maret 2011 tersebut. Bersama Helmy Mubarok, Ketua DKR Paninggaran, saya berangkat ke lokasi via jalur tengah menyusuri jalan berbatu Desa Domiyang-Pejarakan-Notogiwang menembus hujan lebat, menyusul beberapa aktivis DKR yang telah siaga di sana sejak awal kegiatan. Sengaja saya sampaikan materi yang sama seperti yang saya bawakan pada tanggal 24 November 2010 di Gedung KPRI MEKAR Paninggaran dalam rangka Turba DKC Kabupaten Pekalongan, yang akhirnya ditunda karena hal teknis. Judulnya sama persis seperti judul tulisan ini: Revitalisasi Pramuka Paninggaran Menuju Kwarran Mandiri, Dinamis, dan Profesional.

Empat bulan kemudian, tepatnya pada 2 Juli 2011 kemarin, saya menghadiri Persami Gudep SD Negeri Sawangan yang digelar tanggal 2-3 Juli 2011. Sesuai permintaan panitia, materi kepramukaan saya sampaikan pukul 13.00 – 14.30, sedangkan renungan Pramuka berjudul Sudahkah Kita Menjadi Pramuka Sejati? saya sampaikan pada malam harinya. Di tengah lapangan Desa Sawangan, renungan malam menjadi tontonan yang menarik masyarakat setempat dengan dipasangnya layar besar tepat di depan SD.

Ada persamaan yang saya temukan dari kedua kegiatan tersebut: semangat. Meski beda tingkatan, panitia penyelenggara menunjukkan semangat ber-pramuka yang luar biasa. Latgab, misalnya. Sejak silaturahmi ke tempat saya, sekitar satu bulan sebelum kegiatan, tim panitia sangat antusias memaparkan rencana-rencana kegiatan. Yang menarik, ada target lain yang dibidik. Menurut panitia, melalui pramuka, mereka ingin menunjukkan betapa variatif dan menariknya kegiatan di sekolah mereka, mengingat minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMP Satu Atap Notogiwang relatif rendah. Meski beberapa agenda kurang maksimal karena hujan deras yang mengguyur tiada henti, termasuk rencana menggelar layar besar di tengah lapangan yang terpaksa dibatalkan, Latgab 2011 tersebut menjadi pemecah kebekuan tak terselenggaranya kegiatan sejenis yang telah tercantum dalam Program Kerja Kwarran karena alasan teknis.

Dimotori Nasikhu, Pembina Gudep sekaligus Sekretaris DKR Paninggaran, Persami SD Negeri Sawangan menawarkan konsep baru dengan melibatkan alumni sebagai panitia pelaksana. Kala saya menyampaikan materi kepramukaan, alumni yang telah duduk di bangku SMP dan SMA terlihat sangat antusias mengikuti sampai selesai, berbaur dengan para peserta di lantai ruang kelas beralas tikar. Juga pada malam harinya.
Semangat. Ya, semangat itulah yang saya lihat dari kegiatan Kepramukaan di Kecamatan Paninggaran. Meski belum menyebar merata, setidaknya, semangat itu masih terus berkobar di dada Pembina Gudep dan aktivis DKR yang menjadi motor penggerak Kwarran.

Prestasi
Lantas, cukupkah sebuah organisasi berdiri di atas landasan semangat sebagai penyangga utama? Tentu tidak. Tapi tunggu dulu, mari lihat apa yang telah diraih oleh (imbas) kobaran semangat tersebut. Surat dari Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Nomor 240.A/116/III/2010 tanggal 1 Maret 2010 tentang Pengiriman Peserta Seleksi Jambore Pemuda Indonesia dan Bhakti Pemuda Antar Propinsi (JPI & BPAP) Tahun 2010 menjadi sebuah pembuka babak baru. Setelah melapor dan berkonsultasi dengan Ketua Kwarran, diputuskan untuk menindaklanjutinya dengan serius. Tanggal 6 Maret 2010, terbitlah SK Kwarran nomor 005/SK/11.26.02/III/2010 tentang Tim Pembina dan Pendamping Seleksi Jambore Pemuda Indonesia dan Bhakti Pemuda Antar Propinsi (JPI & BPAP) Tahun 2010 Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan. Pada tim yang bertugas untuk “melaksanakan tugas pembinaan dan pendampingan serta mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu dalam tugas tersebut”, saya dipercaya sebagai ketua Tim dengan Helmy Mubarok sebagai Sekretaris merangkap anggota dan Subhan sebagai Bendahara merangkap anggota.

Tugas pertama tim adalah mempersiapkan materi dan bekal yang akan dibawa Nasikhu dalam Seleksi Tingkat Kabupaten Pekalongan tanggal 17-18 Maret 2010 di Aula Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (Dinporaparbud) Kabupaten Pekalongan, Jl. Teuku Umar Kajen. Bukan hal yang mudah mengingat kompetisi tersebut pengalaman kali pertama bagi tim.

Alhamdulillah, seleksi tahap pertama terlewati. Berikutnya, pada Hari Selasa, 23 Maret 2010, di tempat yang sama, Nasikhu mengikuti Penentuan 2 Terbaik Seleksi Jambore Pemuda Indonesia dan Bhakti Pemuda Antar Propinsi (JPI & BPAP) Tahun 2010, yang menjadi awal sebuah kerja keras yang benar-benar keras karena kemudian Nasikhu berhasil lolos dan berhak mewakili Kabupaten Pekalongan di tingkat Jawa Tengah pada 30 Maret 2010.

Lelah? Jelas. Stamina dan otak benar-benar diperas. Bukan hanya untuk menyiapkan bekal ilmu dan keterampilan bagi Nasikhu, tetapi juga bekal uang saku. Meski belum sesuai harapan, alhamdulillah, dukungan berbagai pihak membuat tim tetap tegar melapangkan jalan bagi Nasikhu berlaga di Semarang.

Kemenangan tersebut ternyata memicu ide lain. Pertanyaan "Tak layakkah pencapaian ini dipublikasikan agar warga Paninggaran khususnya dan Kabupaten Pekalongan umumnya, lebih khusus lagi warga Pramuka, mengetahuinya?" mengemuka dalam rapat-rapat kecil di kontrakan saya yang disulap menjadi base camp. Sebuah keputusan berani (atau nekat) kemudian diambil: konsep blog dan facebook Pramuka Paninggaran yang direncanakan akan diterbitkan pada Hari Pramuka 14 Agustus 2010 dimajukan. Momen Nasikhu, demikian tim menyebutnya, terlalu berharga untuk dilewatkan.

Koordinasi intensif dengan Kakwarran, sebagian besar via sms, membuka sejarah baru. Tanggal 25 Maret 2010, terbitlah Surat Keputusan Ketua Kwarran Paninggaran nomor 006/SK/11.26.02/III/2010 tentang Tim Perencana dan Pengelola Blog, Email, dan Facebook Kwarran Paninggaran. Semua yang terlibat langsung dalam kompetisi JPI dan BPAP “dipaksa” menjadi anggota tim tersebut. Dua hari kemudian, tanggal 27 Maret 2010, blog http://pramukakupaninggaran.wordpress.com/ lahir melalui publikasi perdana berjudul Duta Paninggaran Melaju ke Tingkat Propinsi sebagai blog DKR pertama dan satu-satunya di wilayah Kabupaten Pekalongan.

Nekat? Sepertinya tidak ada istilah lain yang tepat, karena pada saat itu, belum ada satu pun anggota tim yang memiliki fasilitas internet di rumah. Pengelolaan blog sepenuhnya dilakukan di warnet di wilayah Kajen karena di Paninggaran belum ada warnet. (Warnet pertama di Paninggaran, fitzanet, grup fitzacel, berdiri sekitar awal Mei 2010, pen.).

Awalnya, header atau judul blog adalah Kwarran Paninggaran. Tetapi, karena sebuah insiden kecil, atas kesepakatan anggota tim, header berganti menjadi DKR Paninggaran: Blognya Pramuka Paninggaran, dengan slogan: Paninggaran Kampoengkoe, Pramuka Gerakankoe.

Virus publikasi pun menyebar cepat, berkejaran dengan kerja tim yang semakin cepat (dan keras) kala Nasikhu berhasil lolos dari lobang jarum seleksi tingkat propinsi dan memastikan menjadi bagian dari duta Propinsi Jawa Tengah di tingkat nasional.

Kerja keras (lagi). Rute Paninggaran-Kajen menjadi langganan kala tim berupaya menjadi fasilitator persiapan dan keberangkatan Nasikhu ke Semarang. Berbekal proposal, tim menghabiskan waktu berhari-hari untuk berupaya mengumpulkan tambahan bekal uang saku bagi Nasikhu. Juga untuk aneka peralatan yang perlu disiapkan, yang jelas memerlukan banyak biaya.

Pada Kamis, 24 Mei 2010, publikasi di blog menurunkan judul "Selamat Jalan, Kang Nasikhu." Berikut kutipannya:

Pada hari Jum’at, 21 Mei 2010, Kontingen Propinsi Jawa Tengah akan mengawali kegiatan pembekalan JPI di Semarang untuk kemudian mengikuti Jambore Pemuda Indonesia di Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat pada 1 s/d 6 Juni 2010. Sebagai bagian dari kontingen tersebut, Kang Nasikhu, Duta Kwarran Paninggaran, pada pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, bersama dengan Mbakyu Susi Triyani dari Kesesi dengan dukungan penuh dari Tim Kabupaten Pekalongan, secara resmi dilepas oleh Bupati Pekalongan, Ibu Dra. Hj. Siti Qomariyah, M.A. dan Wakil Bupati Pekalongan, Bp. Ir.H.Wahyudi Pontjo Nugroho, MT dari rumah dinas Bupati di Kajen. Setelah pelaksanaan JPI, kontingen dijadwalkan akan mengikuti Bhakti Pemuda Antar Propinsi di salah satu propinsi antara Propinsi Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat, sesuai Surat Kawat Gubernur Jawa Tengah Nomor 427/341 tanggal 12 April 2010.

Beberapa bulan kemudian, Nasikhu datang ke tempat saya, menyodorkan dokumentasi JPI & BPAP, serta sebuah piagam. Sorot matanya memancarkan sebuah kebanggaan, kebahagiaan, lelah, dan....... sebuah luka. (Biarlah luka itu kami, tim, dan Nasikhu sendiri yang menyimpannya).


Bagaimana perkembangan blog Pramuka Paninggaran selanjutnya? Bagaimana pula perjalanan DKR sebagai motor penggerak Kwarran? Bagaimana pula sikap dan pandangan DKR dalam Musran Kwarran Paninggaran yang rencananya akan digelar besok, 14 Juli 2011, di gedung KPRI Mekar Paninggaran? Nantikan tulisan selanjutnya.....

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Artikel via Email

Silahkan masukkan email Anda:

Delivered by FeedBurner