Tajuk Rencana Harian Suara Merdeka edisi 9 Juni 2011 mengangkat sebuah tema menarik. Di bawah judul Fenomena Perang Informasi di Internet, surat kabar yang berbasis di ibukota Propinsi Jawa Tengah, Semarang, tersebut mengulas tentang ketegangan pemerintah Amerika Serikat dan China terkait dengan pembobolan akun Gmail para pejabat teras dan militer Amerika.
Berikut artikel lengkapnya:
Abad internet memasuki tahapan baru dengan terjadinya perang informasi lewat dunia maya. Ketegangan hubungan Amerika Serikat dengan pemerintah China yang dipicu oleh peretasan akun surat elektronik (email) Google, menandai fungsi internet sebagai mesin perang baru yang bermotif ekonomi dan politik. Saling tuding dan serang antara Washington dan Beijing terkait kasus Google, menggambarkan tengah berlangsungnya perang informasi antarnegara. Konon, akun email yang dibobol kebanyakan milik pejabat teras dan militer Amerika.
Sebelumnya, dunia digegerkan oleh pembocoran sejumlah informasi rahasia oleh situs Wikileaks. Kembali Amerika dibuat berang, karena sebagian besar informasi yang dibuka situs tersebut berupa kawat diplomatik bersumber dari kalangan diplomat Amerika atau tentang operasi rahasia CIA. Indonesia tak urung menjadi korban, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya dikabarkan terlibat permainan kekuasaan dan rekayasa hukum. Para diplomat AS di Jakarta sebagai sumber informasi pun tidak membantah atau membenarkan.
Ingat juga kejadian di Korea Selatan beberapa waktu lalu. Rombongan delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa kecolongan laptop yang berisi data penting tentang persenjataan. Salah satu dari anggota delegasi yang berunding untuk menjajaki kontrak pembelian senjata itu, kehilangan laptop di kamar hotelnya. Belakangan diketahui pelakunya dari dinas intelijen Korsel. Meskipun pemerintah membantah kehilangan data penting, insiden pencurian laptop menjadi bukti Indonesia sudah masuk pusaran perang informasi.
Motif ekonomi dan politik mendorong gencarnya perang dunia maya. Pembobolan akun Google memaksa perusahaan internet raksasa Amerika itu memindahkan markas perwakilannya dari China ke Hong Kong. Sebaliknya, kekosongan itu dimanfaatkan oleh perusahaan browser domestik China untuk menarik pelanggan baru. China menuduh Google telah menyebarkan citra negatif Negeri Panda itu sebagai sumber pembobolan akun. Sementara itu, sejumlah perusahaan dunia memanfaatkan akun yang dibobol untuk menjatuhkan saingannya.
Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan pengguna internet di seluruh dunia, informasi dari dunia maya juga bernilai makin tinggi dan strategis. Manfaat internet sebagai sarana pengetahuan, edukasi, dan komunikasi yang cepat dan murah semakin diakui. Perserikatan Bangsa-bangsa pun telah menetapkan akses internet sebagai hak dasar tiap orang. Bisnis situs dan iklan di internet kian menggelembung. Wajar apabila penguasaan informasi di ranah digital itu diperebutkan oleh banyak pihak.
Selain fungsi komunikasi dan bisnis, internet telah menjadi aset politik, baik bagi perseorangan maupun negara. Maka jika internet dijadikan wahana perang informasi, hak-hak individulah yang pertama menjadi korban. Orang-orang yang selama ini menggunakan internet untuk kepentingan pekerjaan dan komunikasi di komunitasnya, mesti waspada dengan cyber war yang sewaktu-waktu bisa merugikan mereka. Bencana terbesar adalah ketika kebutuhan menggunakan internet terganggu, atau bahkan terputus sama sekali.
China sendiri bereaksi keras atas tuduhan Google tersebut. Sebagaimana diwartakan Inilah.com Harian People’s Daily di China pun ‘mengancam,’ tuduhan itu akan menyulitkan bisnis Google. Harian ini menyayangkan tuduhan Google. Pasalnya, harian ini menilai tuduhan itu bisa memperkeruh hubungan politik China dan Amerika Serikat (AS). "Tuduhan Google salah dan bermotif tersembunyi serta bertujuan merusak (reputasi China),” tulis editor harian itu. Google sebaiknya tak ikut campur dalam politik internasional dan menjadi alat untuk tujuan politik, lanjutnya. “Saat politik berubah arah, Google bisa dikorbankan dan dijauhi pasar,” lanjutnya lagi tanpa menyebut detail bagaimana usaha Google akan terancam.
Waspada
Sebagai pengguna internet, kasus paling aktual tersebut selayaknya semakin membuat kita waspada setelah kasus pembobolan akun facebook ramai dibicarakan.
Pengalaman sekaligus tips seorang blogger, Seno 008, atas upaya pembobolan akun Gmail miliknya, bisa menjadi modal awal bagi kita untuk mengenali upaya-upaya tersebut. Berikut kutipannya:
Buat teman-teman yang menggunakan google account, baik untuk gmail, blogger, adsense, google webmaster maupun produk google lainnya, Anda harus berhati-hati dengan pembobolan account google Anda dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Jika ada email untuk Anda mengatasnamakan Gmail dan meminta verifikasi account, password, tanggal lahir dan lokasi Anda, dan data pribadi Anda yang lain, jangan direspon. Karena jika anda merespon email tersebut, sama saja Anda memberitahukan username dan password Anda ke orang tersebut, dan Anda akan mengalami kerugian yang sangat besar. Bisa saja orang tersebut menggunakan email Anda untuk melakukan tindakan kriminal seperti membobol account facebook, membobol account paypal dan berbagai tindakan kriminal lainnya.
Tindakan kriminal didunia maya dengan cara mengirim email seperti ini merupakan modus lama dan dikenal dengan istilah Phising. Email phising merupakan email yang meminta data pribadi seperti User ID, PIN, nomor rekening bank, nomor kartu kredit Anda secara tidak sah.
Tadi pagi saya membuka email baru yang pengirimnya seolah-olah dari Tim Gmail dan meminta saya melakukan verifikasi username, password, tanggal lahir, dan lokasi Anda. Jika saya tidak melakukan verifikasi, maka account saya akan didisable. Kalau tidak hati-hati, kita akan segera membalas email tersebut, karena takut kalau account kita di suspend, padahal yang kita lakukan adalah memberitahukan username dan password kita ke orang tersebut, benar-benar sangat fatal.
Tulisan selengkapnya silahkan baca DI SINI.
Pesan penutup Seno 008 ingin saya tampilkan di akhir postingan ini, mengiringi ucapan terima kasih atas artikelnya:
Pemimpin Redaksi
Berikut artikel lengkapnya:
Abad internet memasuki tahapan baru dengan terjadinya perang informasi lewat dunia maya. Ketegangan hubungan Amerika Serikat dengan pemerintah China yang dipicu oleh peretasan akun surat elektronik (email) Google, menandai fungsi internet sebagai mesin perang baru yang bermotif ekonomi dan politik. Saling tuding dan serang antara Washington dan Beijing terkait kasus Google, menggambarkan tengah berlangsungnya perang informasi antarnegara. Konon, akun email yang dibobol kebanyakan milik pejabat teras dan militer Amerika.
Sebelumnya, dunia digegerkan oleh pembocoran sejumlah informasi rahasia oleh situs Wikileaks. Kembali Amerika dibuat berang, karena sebagian besar informasi yang dibuka situs tersebut berupa kawat diplomatik bersumber dari kalangan diplomat Amerika atau tentang operasi rahasia CIA. Indonesia tak urung menjadi korban, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya dikabarkan terlibat permainan kekuasaan dan rekayasa hukum. Para diplomat AS di Jakarta sebagai sumber informasi pun tidak membantah atau membenarkan.
Ingat juga kejadian di Korea Selatan beberapa waktu lalu. Rombongan delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa kecolongan laptop yang berisi data penting tentang persenjataan. Salah satu dari anggota delegasi yang berunding untuk menjajaki kontrak pembelian senjata itu, kehilangan laptop di kamar hotelnya. Belakangan diketahui pelakunya dari dinas intelijen Korsel. Meskipun pemerintah membantah kehilangan data penting, insiden pencurian laptop menjadi bukti Indonesia sudah masuk pusaran perang informasi.
Motif ekonomi dan politik mendorong gencarnya perang dunia maya. Pembobolan akun Google memaksa perusahaan internet raksasa Amerika itu memindahkan markas perwakilannya dari China ke Hong Kong. Sebaliknya, kekosongan itu dimanfaatkan oleh perusahaan browser domestik China untuk menarik pelanggan baru. China menuduh Google telah menyebarkan citra negatif Negeri Panda itu sebagai sumber pembobolan akun. Sementara itu, sejumlah perusahaan dunia memanfaatkan akun yang dibobol untuk menjatuhkan saingannya.
Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan pengguna internet di seluruh dunia, informasi dari dunia maya juga bernilai makin tinggi dan strategis. Manfaat internet sebagai sarana pengetahuan, edukasi, dan komunikasi yang cepat dan murah semakin diakui. Perserikatan Bangsa-bangsa pun telah menetapkan akses internet sebagai hak dasar tiap orang. Bisnis situs dan iklan di internet kian menggelembung. Wajar apabila penguasaan informasi di ranah digital itu diperebutkan oleh banyak pihak.
Selain fungsi komunikasi dan bisnis, internet telah menjadi aset politik, baik bagi perseorangan maupun negara. Maka jika internet dijadikan wahana perang informasi, hak-hak individulah yang pertama menjadi korban. Orang-orang yang selama ini menggunakan internet untuk kepentingan pekerjaan dan komunikasi di komunitasnya, mesti waspada dengan cyber war yang sewaktu-waktu bisa merugikan mereka. Bencana terbesar adalah ketika kebutuhan menggunakan internet terganggu, atau bahkan terputus sama sekali.
China sendiri bereaksi keras atas tuduhan Google tersebut. Sebagaimana diwartakan Inilah.com Harian People’s Daily di China pun ‘mengancam,’ tuduhan itu akan menyulitkan bisnis Google. Harian ini menyayangkan tuduhan Google. Pasalnya, harian ini menilai tuduhan itu bisa memperkeruh hubungan politik China dan Amerika Serikat (AS). "Tuduhan Google salah dan bermotif tersembunyi serta bertujuan merusak (reputasi China),” tulis editor harian itu. Google sebaiknya tak ikut campur dalam politik internasional dan menjadi alat untuk tujuan politik, lanjutnya. “Saat politik berubah arah, Google bisa dikorbankan dan dijauhi pasar,” lanjutnya lagi tanpa menyebut detail bagaimana usaha Google akan terancam.
Waspada
Sebagai pengguna internet, kasus paling aktual tersebut selayaknya semakin membuat kita waspada setelah kasus pembobolan akun facebook ramai dibicarakan.
Pengalaman sekaligus tips seorang blogger, Seno 008, atas upaya pembobolan akun Gmail miliknya, bisa menjadi modal awal bagi kita untuk mengenali upaya-upaya tersebut. Berikut kutipannya:
Buat teman-teman yang menggunakan google account, baik untuk gmail, blogger, adsense, google webmaster maupun produk google lainnya, Anda harus berhati-hati dengan pembobolan account google Anda dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Jika ada email untuk Anda mengatasnamakan Gmail dan meminta verifikasi account, password, tanggal lahir dan lokasi Anda, dan data pribadi Anda yang lain, jangan direspon. Karena jika anda merespon email tersebut, sama saja Anda memberitahukan username dan password Anda ke orang tersebut, dan Anda akan mengalami kerugian yang sangat besar. Bisa saja orang tersebut menggunakan email Anda untuk melakukan tindakan kriminal seperti membobol account facebook, membobol account paypal dan berbagai tindakan kriminal lainnya.
Tindakan kriminal didunia maya dengan cara mengirim email seperti ini merupakan modus lama dan dikenal dengan istilah Phising. Email phising merupakan email yang meminta data pribadi seperti User ID, PIN, nomor rekening bank, nomor kartu kredit Anda secara tidak sah.
Tadi pagi saya membuka email baru yang pengirimnya seolah-olah dari Tim Gmail dan meminta saya melakukan verifikasi username, password, tanggal lahir, dan lokasi Anda. Jika saya tidak melakukan verifikasi, maka account saya akan didisable. Kalau tidak hati-hati, kita akan segera membalas email tersebut, karena takut kalau account kita di suspend, padahal yang kita lakukan adalah memberitahukan username dan password kita ke orang tersebut, benar-benar sangat fatal.
Tulisan selengkapnya silahkan baca DI SINI.
Pesan penutup Seno 008 ingin saya tampilkan di akhir postingan ini, mengiringi ucapan terima kasih atas artikelnya:
Pemimpin Redaksi
0 komentar:
Posting Komentar