Ribuan warga berebut potongan lopis raksasa saat mengikuti tradisi syawalan yang digelar di halaman Mushala Darunnaíim, Gang 8 Kelurahan Krapyak Kidul, Kecamatan Pekalongan Utara, Rabu (7/9). Akibatnya, sejumlah pengunjung yang berdesakan pingsan dan dibopong oleh petugas keamanan keluar dari kerumunan massa.
Wali Kota M Basyir Ahmad pada kata sambutannya meminta warga tidak mengultuskan lopis yang didapat dari tradisi tersebut.
Setelah berdoa bersama-sama, Wali Kota M Basyir Ahmad memotong lopis dengan berat 1.012 kilogram, lingkar 232 centimeter dan tinggi 198 centimeter itu. Disusul kemudian Wakil Wali Kota A. Alf Arslan Djunaid, Ketua DPRD M. Bowo Leksono dan Kapolres Pekalongan Kota AKBP Tony Harsono.
Ribuan warga pun perlahan mendesak masuk ke halaman Mushala Darunnaíim untuk mendapatkan potongan lopis tersebut.
Puasa Enam Hari
Seorang ulama setempat, KH Zaenuddin Ismail mengatakan, tradisi syawalan berupa pemotongan lopis raksasa diharapkan mampu memperkokoh tali silaturahmi antarwarga.
''Saat itu, ada seorang ulama yang menyarankan kepada warga Krapyak untuk melaksanakan puasa selama enam hari setelah Lebaran. Karena itu, apabila ada warga yang akan bersilaturahmi ke Krapyak, menunggu sampai delapan hari setelah Lebaran. Hal itu untuk menghormati warga yang puasa itu,'' jelasnya. Lopis raksasa tersebut dibuat untuk menjamu tamu yang bersilaturahmi ke Krapyak pada saat syawalan.
Dalam kesempatan itu, Walikota bersama jajaran muspida berjalan kaki menuju ke lokasi pemotongan lopis kedua di Krapyak Lor Gang 1. Walikota menyusuri jalan rusak yang di beberapa ruas di kawasan Krapyak masih tersisa air rob. Ketua DPRD Bowo Leksono bahkan terlihat mencincing celana saat melintas di genangan rob. Warga mengelu-elukan walikota dengan berteriak ''Bar iki mesthi dalane dadi apik ho,'' teriak warga
Sumber: Suara Merdeka
Wali Kota M Basyir Ahmad pada kata sambutannya meminta warga tidak mengultuskan lopis yang didapat dari tradisi tersebut.
Setelah berdoa bersama-sama, Wali Kota M Basyir Ahmad memotong lopis dengan berat 1.012 kilogram, lingkar 232 centimeter dan tinggi 198 centimeter itu. Disusul kemudian Wakil Wali Kota A. Alf Arslan Djunaid, Ketua DPRD M. Bowo Leksono dan Kapolres Pekalongan Kota AKBP Tony Harsono.
Ribuan warga pun perlahan mendesak masuk ke halaman Mushala Darunnaíim untuk mendapatkan potongan lopis tersebut.
Puasa Enam Hari
Seorang ulama setempat, KH Zaenuddin Ismail mengatakan, tradisi syawalan berupa pemotongan lopis raksasa diharapkan mampu memperkokoh tali silaturahmi antarwarga.
''Saat itu, ada seorang ulama yang menyarankan kepada warga Krapyak untuk melaksanakan puasa selama enam hari setelah Lebaran. Karena itu, apabila ada warga yang akan bersilaturahmi ke Krapyak, menunggu sampai delapan hari setelah Lebaran. Hal itu untuk menghormati warga yang puasa itu,'' jelasnya. Lopis raksasa tersebut dibuat untuk menjamu tamu yang bersilaturahmi ke Krapyak pada saat syawalan.
Dalam kesempatan itu, Walikota bersama jajaran muspida berjalan kaki menuju ke lokasi pemotongan lopis kedua di Krapyak Lor Gang 1. Walikota menyusuri jalan rusak yang di beberapa ruas di kawasan Krapyak masih tersisa air rob. Ketua DPRD Bowo Leksono bahkan terlihat mencincing celana saat melintas di genangan rob. Warga mengelu-elukan walikota dengan berteriak ''Bar iki mesthi dalane dadi apik ho,'' teriak warga
Sumber: Suara Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar